Postingan

Gambar
  BOLEH NGGAK SIH MAHAR BERUPA ILMU AGAMA? Oleh : Siti Aulian Nur Laily (semester v)      Pernikahan adalah momen sakral dan bersejarah bagi setiap pasangan. Dalam Islam, salah satu syarat sahnya pernikahan adalah mahar atau mas kawin , yang wajib diberikan oleh seorang suami kepada istrinya. Mahar ini bukan hanya sekadar formalitas, tapi merupakan simbol kejujuran dan kesungguhan seorang laki-laki dalam menikahi pasangannya.      Secara bahasa, kata mahar atau shadaq dalam istilah Arab berasal dari kata "ash-shidq" (الصدق), yang berarti kejujuran. Jadi, pemberian mahar adalah bukti nyata bahwa seorang pria benar-benar serius membangun rumah tangga. Dalam kitab Fathul Qarib dijelaskan: “Secara syariat, shadaq adalah nama untuk harta yang wajib diberikan oleh seorang laki-laki karena pernikahan, hubungan yang syubhat, atau karena kematian.” (Fathul Qarib, Juz 1, hlm. 34)      Senada dengan itu, ulama fikih seperti Musthafa al-Khin ...
Gambar
  Dibenci Tanpa Dosa Oleh: Dinara Kholidya Safina (Semester III) Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang hampir sempurna. Allah menjanjikan surga bagi yang taat dan neraka bagi yang durhaka. Ada banyak amal yang dapat membawa kita ke surga-Nya, dan ada pula perbuatan yang dapat menjerumuskan kita ke dalam api neraka. Selain pahala dan dosa, tahukah kalian bahwa ada sikap atau kebiasaan yang bisa membuat Allah membenci kita, meskipun kita merasa tidak melakukan dosa? Dalam Kitab Ta’lim al-Muta’allim , pada fasal fi al-jiddi wa al-muwāẓabah wa al-himmah , halaman 52 (terbitan Al-Mubaarok, Manggisan Wonosobo), dikutip sebuah hadis: وعن النبيّ عليه الصلاة والسلام : اَنَّهُ قال : ثَلاَثَةٌ يَبْغَضُهُمْ اللهُ تعالى مِنْ غَيْرِ جُرْمٍ : الأَكُوْلُ وَالْبَخِيْلُ وَالْمُتَكَبِّرُ . “Rasulullah SAW bersabda: Ada tiga golongan yang dibenci Allah meskipun mereka tidak melakukan dosa: (1) orang yang suka makan berlebihan, (2) orang yang bakhil (pelit), dan (3) orang yang sombong.” ...

PERCAYA DIRI DIMULAI DARI DIRI SENDIRI

Gambar
 Percaya Diri Dimulai dari Diri Sendiri Oleh : Himmatun Nadzifah (semester V) Apakah kamu pernah merasa gugup saat harus bicara di depan kelas? Atau mungkin merasa minder saat harus berkenalan dengan orang baru? Jika iya, tenang—kamu tidak sendirian. Banyak orang mengalami hal serupa. Namun, kabar baiknya adalah rasa tidak percaya diri bukan sesuatu yang permanen. Kita bisa melatih dan menumbuhkannya, dimulai dari satu hal penting: diri sendiri. Percaya diri bukan sekadar soal berani tampil, tapi juga tentang bagaimana kita memandang diri sendiri secara positif dan berani menghadapi tantangan. Orang-orang sukses di luar sana bukan berarti tak pernah ragu, mereka hanya tahu cara mengelola rasa takut itu dan percaya bahwa mereka mampu. Maka dari itu, yuk mulai tumbuhkan kepercayaan diri dengan langkah-langkah sederhana berikut: 1. Kenali Diri Sendiri Lebih Dalam Langkah pertama untuk percaya diri adalah dengan mengenal siapa diri kita. Coba tanyakan pada dirimu: Apa ...

BERDOSA TANPA SIKSA : SIAPA MEREKA?

Gambar
Berdosa Tanpa Siksa: Siapa Mereka? Oleh: Afandi (Semester VII) Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk tujuan yang mulia, yakni beribadah kepada-Nya. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah dalam Surah Adz-Dzariyat ayat 56: وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” Namun demikian, dalam kehidupan dunia ini, segala amal baik maupun buruk manusia tidak akan lepas dari pengawasan Allah, sebagaimana dalam Surah Az-Zalzalah ayat 7–8: فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat biji zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat biji zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya.” Meski demikian, dalam fikih Islam terdapat pengecualian terhadap individu tertentu yang tidak dibebani tanggung jawab hukum (taklif) meskipun ia melakukan pe...

EKSISTENSI SANTRI SEBAGAI PENCERMINAN MORAL NABI

Gambar
Eksistensi Santri sebagai Pencerminan Moral Nabi oleh : Khoirudin (Semester V) Santri merupakan individu yang menuntut ilmu di lembaga pendidikan Islam, yaitu pondok pesantren. Dalam lingkungan ini, moralitas sangat dijunjung tinggi, di samping penekanan pada penguasaan ilmu pengetahuan. Perpaduan antara keduanya mencerminkan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW sangat menekankan pentingnya moral dalam kehidupan umatnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad: " إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ " "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak." Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi diutus oleh Allah SWT dengan misi utama untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. Hal ini ditegaskan pula dalam Al-Qur’an, surat Al-Ahzab ayat 21: " لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ ..." "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik...

MELESTARIKAN SUMBER DAYA ALAM

Gambar
  Oleh : alfiatun umu kholidah       Allah menghendaki dua hal yang wujud di alam semesta yaitu kholiq atau Sang Pencipta dan mahluk. Mahluk adalah segala sesuatu selain Allah seperti Surga, neraka, manusia, bahkan tanah dan air. Dari segala jenis mahluk, Allah menjadikan manusia sebagai mahluk yang paling mulia dan istimewa karna hanya manusia yang mau menerima amanah karunia akal setelah amanah ditolak berbagai mahluk lain. Q S. Al Ahzab ayat 33 yang artinya :       "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu Dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh"       Bahkan Allah mempercayai mahluk berkalNya sebagi khalifah dimuka bumi untuk mengelola dan memakmurkan berbagai sumber daya alam sebagai sarana beribadah kepada Allah dan memenuhi kebutuhan. ses...

AKU, DIMASA SEKARANG DAN MASA YANG AKAN DATANG

Gambar
Oleh: Avin Atika Rahmadani_Sem.I Globalisasi adalah proses mendunia segala aspek kehidupan. Aspek tersebut meliputi segala pencapaian yang harus diikuti perkembangannya oleh seluruh umat manusia yang menghuni bumi ini. Berbicara mengenai globalisasi faktor penting yang menjadi acuan adalah adanya dampak yang mengelaborasi terhadap diri manusia itu sendiri. Kebijakan publik yang menggema di media saat ini adalah  booming -nya istilah Revolusi Industri 4.0. Secara teoritis, kebijakan itu mengajak kepada masyarakat secara luas untuk mampu bersaing dan bersinergi dalam ajang dunia yang mengglobal. Hal ini menjadi isu yang harus dibincangkan. Sedemikian itu, sememangnya kita harus waspada dan bijak dalam menyikapi era revolusi ini.  Revolusi industri  gelombang  keempat, atau  lebih dikenal sebagai revolusi 4.0, dipahami sebagai era dimana banyak aspek kehidupan manusia digantikan oleh unsur-unsur yang sarat akan digitalisasi, mekanisasi, serta otomatisasi....