HARTA HARUN Oleh: Kholisoh Nur Azizah_ sem. IV “Yang bener Run!!. Itu tindakan yang salah, bukan solusi.” Tak bisa berbohong, wajahmu nampak penuh haru selepas keluar dari kantor pusat. Langkah yang mulanya begitu tegak nan cekata, belakangan ini makin hari malah lengah tapi masih sedikit ada daya. Mengerucut bisu mimik wajah yang kau sampaikan padaku. Selepas jamaah ashar, kau malah pergi entah kemana bersama satu buku biru dan penanya. Berpindah hari. Saat sinar matahari belum juga muncul, kau datang hanya membawa senyuman terpaksa. Senyuman yang kau beri padaku bukan seperti senyuman seminggu yang lalu, aku tahu betul hal itu. Hanya selimut biru yang mungkin membuatmu sedikit nyaman saat kau baringkan tubuh lemasmu dikasur tipis tak ada rasa empuk. Padahal ini masih teramat pagi, matahari baru meng...